"Setidaknya 231 dari 433 kasus yang dikonfirmasi di negara itu dikaitkan dengan kelompok agama Shincheonji," kata Pusat Pengendalian & Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC), dikutip dari CNN International.
Per hari ini, Rabu (26/2/2020), jumlah kasus infeksi corona yang dikonfirmasi di negara itu telah mencapai 1.146 orang, dengan kasus kematian sebanyak 12 korban jiwa, menurut data Johns Hopkins CSSE.
Kelompok agama Shincheonji sendiri dianggap sesat karena para anggotanya menganggap pendiri dari kelompok itu, Lee Man-hee, sebagai seorang 'Pendeta yang Dijanjikan atau Promised Pastor" yang disebutkan dalam Alkitab. Gelar 'Pendeta Yang Dijanjikan' itu diartikan sebagai kedatangan Yesus Kristus yang kedua.Sesama penganut kepercayaan itu umumnya akan berkumpul dan duduk berdekatan di lantai untuk jangka waktu yang lama saat melakukan ibadah. Oleh karenanya hal ini dipastikan mempermudah penyebaran virus antar sesama anggota.
"(Kami) melihat ada kemungkinan bahwa karakteristik banyak orang duduk berdekatan di ruang yang sangat terbatas dan mengadakan layanan selama lebih dari satu jam ... (bisa menyebabkan) beberapa yang terpapar menginfeksi orang lainnya," kata Direktur KCDC Jung Eun-Kyeong.
Namun demikian, kelompok itu membantah melakukan ajaran sesat. Mereka mengatakan mengadakan layanan dengan duduk di lantai karena tidak memiliki ruang memadai untuk menampung semua jemaat. Mereka tidak memiliki gedung gereja yang luas karena Shincheonji tidak memiliki izin yang sah di Korea Selatan.
Mereka juga menyatakan prihatin wabah terjadi di cabang Daegu mereka.
"Layanan, pertemuan, dan kegiatan misi telah dihentikan dan semua bangunannya sedang disanitasi," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis di website mereka.
Sebelumnya menurut laporan AFP, penyebaran wabah COVID-19 di Gereja Shincheonji terjadi pasca seorang wanita berusia 61 tahun, yang menderita demam sejak 10 Februari menghadiri sejumlah pelayanan yang diadakan gereja itu. Wanita itu tidak tahu telah terjangkit virus corona, sehingga tanpa sadar menyebarkan wabah ke sesama jemaat.
Daegu sendiri merupakan kota keempat terbesar di Korea Selatan, dengan populasi sebanyak 2,5 juta jiwa. Banyaknya penduduk di kota ini membuat pemerintah khawatir penyebaran akan terjadi dengan lebih parah. Oleh karenanya, pemerintah setempat telah meminta warga tidak keluar rumah, kecuali untuk hal darurat.
(sef/sef)
Dunia - Terbaru - Google Berita
February 26, 2020 at 03:16PM
https://ift.tt/37ZyfPg
Ada Aliran Sesat di Balik Mewabahnya Corona di Korsel? - CNBC Indonesia
Dunia - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Aliran Sesat di Balik Mewabahnya Corona di Korsel? - CNBC Indonesia"
Post a Comment