Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Turki agar tidak melakukan intervensi di Suriah. Pernyataan ini disampaikan Rusia di tengah pembicaraan damai yang sebelumnya dilakukan kedua negara.
"Jika kita berbicara tentang operasi terhadap otoritas sah Republik Suriah dan Angkatan Bersenjata Republik Suriah, ini tentu saja akan menjadi skenario terburuk," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov di Moskow sebagaimana dilansir AFP, dikutip Jumat (21/2/2020).
Lebih lanjut, Rusia juga menganggap pemerintah Turki di Ankara memblokir upaya PBB untuk mengakhiri serangan brutal yang dilakukan rezim Suriah di Damaskus pada lokasi terakhir para pemberontak anti Suriah.
Foto: Infografis/Perang dengan Sekutu Putin Erdogan Didukung Penuh Trump/Arie Pratama
|
Rusia dan Turki sendiri berada di pihak yang berseberangan dalam perang di Barat Laut Suriah ini. Rusia lebih pro ke pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, sedangkan Turki merupakan pihak yang kontra. Militer Rusia bahkan menilai Turki seharusnya tak membela "kelompok teroris" di Idlib.
Pernyataan dari Rusia dikatakan sesaat setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan pembicaraan dengan Moskow selama 2 minggu terakhir mengenai damai Suriah, gagal mencapai hasil yang diinginkan.
Erdogan bahkan menambahkan ancaman dengan Turki melancarkan serangan ke Suriah, jika Damaskus di bawah rezim Assad tidak menarik pasukannya kembali dari Idlib pada akhir bulan Februari ini. Idlib adalah kawasan yang sedang menjadi sorotan karena menjadi sasaran konflik.
"Sebuah operasi di Idlib sudah dekat. Kami menghitung mundur, kami membuat peringatan terakhir kami," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi lokal, menambahkan pasukan Suriah untuk mundur dari belakang pos-pos militer Turki di Idlib, yang didirikan berdasarkan kesepakatan dengan Rusia tahun 2018.
Menurut Turki kekerasan yang dilakukan tentara Assad dibantu dengan Rusia telah mencederai perjanjian damai kedua negara. Beberapa pekan terakhir tentara Suriah memang gencar melakukan serangan ke pemberontak untuk merebut sejumlah kawasan seperti Idlib dan Aleppo.
Sementara itu, pekerja kemanusiaan Suriah meminta gencatan senjata segera dari kedua belah pihak. Mereka juga meminta bantuan internasional untuk satu juta orang yang melarikan diri dari kekerasan yang terus terjadi akibat perang tersebut.
Menurut pekerja kemanusiaan Suriah, para pengungsi setidaknya membutuhkan total US$ 336 juta untuk makanan pokok, air, dan tempat tinggal. Sumber daya pendidikan juga dibutuhkan untuk 280 juta anak usia sekolah yang mengungsi.
Konflik Suriah yang kini memasuki tahun kesembilan. Krisis yang terjadi sejak 2011 ini sudah menghancurkan kehidupan jutaan orang, termasuk masyarakat Suriah sendiri.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa sebanyak 900.000 warga Suriah harus mengungsi akibat terjadinya perang antara militer Suriah dengan kelompok pemberontak anti Assad sejak Desember 2019 lalu.
Angka tersebut 100.000 lebih dari yang dicatat PBB sebelumnya. PBB juga menjelaskan jika ada banyak bayi-bayi yang sekarat akibat kedinginan, serta kamp bantuan dan pengungsian yang sudah kepenuhan.
Selain itu, ada pula dampak buruk terhadap perekonomian negara tersebut. Program Pangan Dunia PBB mengatakan, sekitar 6,5 juta orang di Suriah tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan mereka.
(tas/tas)Dunia - Terbaru - Google Berita
February 21, 2020 at 09:37AM
https://ift.tt/2vRdms9
Negosiasi Kandas! Putin Beri Peringatan Keras ke Erdogan - CNBC Indonesia
Dunia - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Negosiasi Kandas! Putin Beri Peringatan Keras ke Erdogan - CNBC Indonesia"
Post a Comment