Search

Perjanjian Damai Terancam, Militer AS & Taliban Saling Serang - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjanjian damai antara militer Amerika Serikat (AS)-Afganistan dan Taliban terancam. Kekerasan kini meningkat antara kedua kubu yang berselisih di Afganistan ini.

Padahal dalam perjanjian Doha 2 Maret lalu keduanya setuju gencatan senjata. AS menuding Taliban merupakan pihak yang memprovokasi.


"Ada berbagai serangan (Taliban) selama 24 hingga 48 jam terakhir. Dan mereka semua dipukul mundur," kata Kepala Staf Gabungan untuk militer AS, Mark Milley, berbicara pada Komite Layanan Bersenjata Senat AS, sebagaimana dikutip AFP, Rabu (3/3/2020) sore waktu setempat.

"Tapi apa yang penting untuk perjanjian (damai): kita ada di hari keempat (perjanjian), ini (serangan) masih dalam skala kecil, tingkat rendah dan di luar area pos perdamaian."

"Tidak ada serangan tingkat tinggi, bom bunuh diri, tidak ada serangan pasukan AS, tidak ada serangan ke koalisi."

Perjanjian Damai Terancam, Militer AS & Taliban Saling SerangFoto: Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi hadiri penandatanganan Kesepakatan untuk Perdamaian Afghanistan atau Comprehensive Peace Agreement (CPA) antara Amerika Serikat dan Taliban di Doha, Qatar (29/2). (Dok. Kemenlu)

Hal senada juga dikatakan Menteri Pertahanan AS Mark Esper. Ia meyakinkan Taliban masih menghormati perjanjian namun memang belum mengurangi tingkat kekerasan secara keseluruhan.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan Nasrat Rahimi merinci serangan yang dilakukan Taliban. ada 30, di 15 provinsi selama 24 jam terakhir.

Hal ini menewaskan empat warga sipil dan 11 tentara Afganistan. Dari kubu Taliban ada 17 orang tewas.

"Yang penting tidak ada serangan pada 34 ibu kota provinsi," katanya meyakinkan bahwa perjanjian masih dalam jalurnya. "Tidak ada serangan ke kabul."

Meski demikian, Rabu pagi kemarin, seorang juru bicara militer AS sempat mengatakan bahwa militer negeri itu telah melancarkan serangan udara ke Taliban di Nahr-e Saraj, provinsi Helmand Selatan.

Serangan ini dilakukan setelah Taliban melakukan penyerangan pada Selasa malam, yang menyebabkan total 20 tentara Afganistan dan polisi tewas.

"Pejuang Taliban menyerang tiga pos tentara di Imam Sahib, distrik Kunduz. Membunuh 10 tentara dan empat polisi," kata anggota Konsil Provinsi Safiullah Amiri.

Hal senada juga dikarakan Juru Bicara Pemerintah Zergai Ebadi. Ia menambahkan serangan di provinsi Uruzgan, membuat enam orang polisi terbunuh dan dua luka-luka.

Dalam perjanjian Doha, AS dan pasukan koalisi akan meninggalkan Afganistan dalam 14 bulan. Selain itu Taliban juga akan melakukan pembicaraan damai dengan rezim yang kini berkuasa.

Pasukan AS menginvasi Afganistan lebih dari 18 tahun, sejak serangan 9/11 terjadi di AS. Saat itu Amerika menggulingkan pemerintahan Taliban yang melindungi kelompok Al-Qaeda.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



Dunia - Terbaru - Google Berita
March 05, 2020 at 08:35AM
https://ift.tt/2TFhx2d

Perjanjian Damai Terancam, Militer AS & Taliban Saling Serang - CNBC Indonesia
Dunia - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Perjanjian Damai Terancam, Militer AS & Taliban Saling Serang - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.