Melihat ini, sejumlah analis memperkirakan mungkin saja akan ada konfrontasi besar yang terjadi antara AS dan Iran. Apalagi, Iran memang dipandang mampu melakukan itu.
Analis global dari Stratfor Matthew Bey misalnya. Ia berpendapat Iran kemungkinan akan mengambil langkah menyerang fasilitas minyak sekutu AS di Timur Tengah.
Ia mengatakan Iran sudah membuktikannya dengan melumpuhkan dua fasilitas minyak Saudi Aramco, September 2019 lalu. "Jika kita melihat eskalasi ke depan, Iran tentu akan mempertimbangkan melakukan serangan serupa," katanya sebagaimana dikutip dari CNBC International, Jumat (3/1/2019).
Sementara itu, serangan AS ini membuat harga minyak, terutama Brent yang sangat terpengaruh situasi Timur Tengah, melonjak tajam. Bahkan dalam perdagangan intraday, harga Brent sempat naik signifikan hingga 3% ke US$ 69,16 per barel, sebelum turun sedikit ke US$ 68,18 per barel pada pukul 13.45 WIB.
Kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi setelah 17 September 2019 lalu. Saat itu Brent naik tajam setelah rudal pemberontak Houthi Yaman menyerang dua fasilitas minyak milik Saudi Aramco di Arab Saudi.
Bukan cuma Brent, West Texas Intermediate (WTI) juga mencatatkan kenaikan 2,78% ke US$ 62,88 per barel. Meski demikian patokan harga minyak AS ini belum mampu menembus harga Mei 2019 lalu, yang sempat menembus US$ 63,84 per barel.
Sebelumnya, Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mendeklarasikan hari berkabung nasional selama tiga hari karena kematian Soleimani. "Kriminal yang membunuh Soleimani akan mendapatkan pembalasan yang sangat kejam," katanya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan bahwa membunuh Soleimani adalah tindakan bodoh dan bakal menjadi boomerang bagi AS.
"AS harus bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari langkah ini," katanya.
Sebelumnya, AS menyerang sebuah kawasan di dalam Bandara Internasional Baghdad, Irak, dengan pesawat tak berawak. Pentagon mengatakan serangan itu merupakan arahan Presiden AS Donald Trump.
"Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang menentukan untuk melindungi personil AS di luar negeri," kata Pentagon dalam keterangan resmi.
(sef/sef)
Dunia - Terkini - Google Berita
January 04, 2020 at 10:43AM
https://ift.tt/39E8S7F
Iran Naik Pitam ke AS, Awas Ladang Minyak Bisa Jadi Sasaran? - CNBC Indonesia
Dunia - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Iran Naik Pitam ke AS, Awas Ladang Minyak Bisa Jadi Sasaran? - CNBC Indonesia"
Post a Comment