"Karena menggunakan bahan bakar lainnya biayanya mahal. Mengunakan bahan bakar sampah plastik ini biaya lebih ngirit," kata Khambali, salah satu pekerja pabrik tahu kepada detikcom di lokasi, Senin (18/11/2019).
Warga Dusun Klagen itu mengatakan hampir seluruh warga yang memiliki usaha pembuatan tahu menggunakan bahan bakar sampah plastik impor. Yang jelas, kata Khambali, penggunaan sampah plastik impor untuk menekan biaya pengeluaran. Karena jika menggunakan bahan bakar kayu biayanya lebih mahal 50 persen.
Foto: Suparno
|
"Kalau menggunakan bahan bakar sampah plastik hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 150 ribu per hari. Namun kalau menggunakan bahan bakar kayu sekitar Rp 300 ribu" jelas Khambali.
Khambali menyebut ada sekitar 30 pabrik tahu di Tropodo. Pabrik tahu itu berlokasi di Dusun Klagen dan Dusun Areng-areng. Khambali mengakui bahwa penggunaan sampah plastik impor ini memang menimbulkan polusi.
Itu dibuktikan dengan terciumnya bau menyengat dari asap pembakaran yang dihasilkan. Terlebih bagi Khambali yang bekerja di salah satu pabrik tahu.
"Kalau terkait polusi kami sudah mengetahui, namun apa boleh buat ini penghasilan bagi keluarga kami," tandas Khambali.
(fat/iwd)
Dunia - Terkini - Google Berita
November 18, 2019 at 03:26PM
https://ift.tt/32VPLkI
Ini Alasan Pabrik Tahu di Sidoarjo Masih Gunakan Sampah Plastik Impor - Detiknews
Dunia - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Alasan Pabrik Tahu di Sidoarjo Masih Gunakan Sampah Plastik Impor - Detiknews"
Post a Comment