Harga emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.471,01/troy ons pada pukul 14:02 WIB di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv. Sementara pada Senin kemarin, harga emas dunia rebound ke level US$ 1.470,75/troy ons atau menguat 0,25% setelah sebelumnya sempat melemah 0,77%.
Logam mulia ini sempat melemah pada Senin kemarin disebabkan laporan dari media China, Xinhua, pada hari Minggu yang mengatakan jika pembicaraan level tinggi kedua negara melalui telepon berlangsung konstruktif.
Pernyataan tersebut senada dengan penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, pada Kamis waktu AS, yang mengatakan negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif, dan mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon.
Sebelumnya, dalam dua pekan terakhir, AS dan China selalu melontarkan pernyataan yang kontradiktif. Baru pada akhir pekan lalu kedua negara kompak menyatakan perundingan berlangsung konstruktif.
Dampaknya harapan akan ditandatanganinya kesepakatan dagang dalam waktu dekat semakin membuncah, selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar menguat yang membuat aset aman (safe haven) seperti emas menjadi kurang menarik.
Namun, harapan tersebut tidak lama langsung meredup kembali setelah China dikabarkan pesimistis akan mencapai kesepakatan dagang dengan AS. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump menolak untuk menghapus bea masuk produk China ke AS.
"Mood di Beijing mengenai kesepakatan dagang saat ini pesimistis akibat keengganan Presiden Trump dalam menghapus bea masuk, dimana sebelumnya China percaya AS sudah sepakat akan penghapusan tersebut," kata sumber dari pemerintah China sebagaimana dikutip Eunice Yooh repoter CNBC International.
Sumber tersebut juga mengatakan China kini mengamati dengan seksama situasi politik di AS, termasuk sidang pemakzulan dan pemilihan presiden 2020. Para pejabat China dikatakan mulai mempertimbangkan apakah lebih rasional untuk menunggu hingga semua urusan politik tersebut selesai akibat kemungkinan Trump tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Sebelumnya pada 11 Oktober lalu AS dan China setuju dengan kesepakatan dagang "fase satu". Presiden Trump sendiri yang mengumumkan hal tersebut, untuk detail hingga penandatangan kesepakatan tersebut dikatakan akan dilakukan dalam tiga pekan setelahnya.
Bursa saham AS terus menguat pasca pengumuman tersebut, hingga berkali-kali mencetak rekor tertinggi. Bursa Asia dan Eropa juga mengikuti pergerakan tersebut meski tidak sebesar Wall Street.
Namun hingga lebih dari satu bulan pasca pengumuman tersebut belum ada penandatangan, yang ada justru hawa kegagalan.
Jika perundingan dagang kali ini kembali gagal, Wall Street yang berada di rekor tertinggi bisa mengalami aksi jual, dan emas bisa mendapat keuntungan dari pelemahan bursa.
Selain itu, kegagalan mencapai kesepakatan dagang berarti perekonomian AS serta global akan sulit untuk bangkit atau bahkan semakin melambat. Saat perekonomian AS memburuk, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan membuka lagi peluang untuk memangkas suku bunganya.
Ketika hal itu terjadi, daya tarik emas sebagai aset safe haven akan kembali meningkat, dan harganya berpeluang terbang kembali.
Dunia - Terkini - Google Berita
November 19, 2019 at 02:22PM
https://ift.tt/2O29w5R
Aura Kegagalan Nego Dagang Menguar, Emas Bisa Terbang Lagi - CNBC Indonesia
Dunia - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Aura Kegagalan Nego Dagang Menguar, Emas Bisa Terbang Lagi - CNBC Indonesia"
Post a Comment