Search

Lockdown Berakhir, Warga Wuhan Merasa Belum Nikmati Kebebasan - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Kota Wuhan, China, mengaku belum sepenuhnya merasakan kebebasan setelah lockdown dicabut. Pekan lalu Wuhan merayakan berakhirnya lockdown yang diberlakukan selama hampir tiga bulan untuk menekan penyebaran virus corona.

Sebagian dari  masyarakat di kota yang berisi 11 juta penduduk itu masih merasa terkekang.

Salah satunya adalah Zhang, warga Wuhan berumur 50 tahun, yang tinggal di distrik Wuchang. Zhang merasa keadaan pasca lockdown dicabut tidak jauh berbeda dari kondisi selama lockdown berlangsung.


"Kami belum merasakan banyak perubahan, bagi beberapa dari kami, lockdown belum berakhir," ucap Zhang, dilansir dari The Guardian, Senin (13/4)

Di dalam Wuhan, masih terdapat pembatasan berkelanjutan. Banyak toko tetap tutup, dengan restoran dibuka kembali hanya untuk melayani pembelian melalui jasa pengiriman. Sekolah, bioskop, dan tempat hiburan lainnya juga tetap tutup.

Hanya mereka yang memiliki izin dapat pergi secara teratur untuk kembali bekerja. Terdapat pos pemeriksaan konstan di mana penduduk harus menunjukkan kode hijau kesehatan mereka dan mengukur suhu tubuh untuk dapat memasuki suatu kawasan.

Zhang mengaku harus melewati empat sesi pemeriksaan kesehatan hanya untuk pergi ke halte bus.

Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian

Dia pun tidak ingin putrinya yang saat ini belajar di Hong Kong untuk kembali ke Wuhan karena menurutnya kondisi saat ini tidak cukup aman.

"Beberapa orang percaya bencana sudah berakhir, tetapi ada juga orang yang tidak melihatnya seperti itu. Bahaya di sini belum tentu lebih besar daripada di kota-kota Cina lainnya. Dari orang biasa hingga pemerintah, semua orang tahu itu," ujarnya.

Menurut Salah satu Warga Wuhan, Ho Fung, bebasnya Wuhan dari lockdown adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meyakinkan publik bahwa kehidupan dapat kembali normal, dan pihak berwenang telah mengalahkan virus tersebut.

Meski demikian, dampak trauma atas virus masih tetap melekat di masing-masing masyarakat hingga saat ini.


"Pembukaan lockdown Wuhan dimaksudkan untuk mengirim sinyal bahwa China akan kembali melanjutkan bisnis dan pekerjaan secara normal. Tetapi terlepas dari upaya pemerintah itu, penduduk Wuhan masih akan tetap sangat berhati-hati," ujar Ho-Fung Hung.

Dosen Ekonomi Politik di Johns Hopkins University berpendapat peningkatan kewaspadaan masyarakat Wuhan itu tak terlepas dari kesalahan pemerintah China dalam merespons awal mula munculnya virus.

Salah satunya, kata dia, keterlambatan deteksi awal serta gagalnya peringatan virus lebih dini terhadap masyarakat.

"Orang-orang tidak dapat dengan mudah melupakan kesalahan langkah awal pemerintah dalam menyebabkan krisis, khususnya bagi mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai atau bagi yang kesehatannya terdampak," ucap dia.

Sambutan hangat untuk para pahlawan medis Wuhan. (STR / AFP)

Pembatasan berkelanjutan yang disebut-sebut oleh pihak berwenang akan dicabut secara bertahap dan tertib, juga membuat masyarakat merasakan indikasi bahwa epidemi virus sebetulnya belum berakhir di Wuhan.

Banyak warga masih khawatir tentang jumlah pasien Covid-19 yang terpapar virus tanpa gejala, serta pasien eks positif Covid-19 yang dilepaskan.

Beberapa juga khawatir tentang jumlah kasus Covid-19 dari luar negeri, khususnya wisatawan China yang kembali dari negara yang terinfeksi.

Pada Minggu (12/3), Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan 46 kasus baru virus lebih banyak dari hari sebelumnya, yang mayoritas berasal dari luar negeri.

"Kami masih khawatir dan akan tetap di dalam. Masih ada orang yang keluar dengan hasil tes ulang positif, " kata Zhou, salah satu warga Wuhan berumur 68 tahun yang tinggal di Hankou.

Sementara itu, masyarakat yang lain mengatakan mereka ingin kembali bekerja, tetapi masih khawatir tentang kemungkinan penyebaran wabah kedua.

Mereka percaya potensi virus masih dapat kembali kapanpun dan di manapun mereka berada.

"Kembali normal bukan berarti virusnya hilang," kata Iris Yao, 41, yang juga tinggal di Hankou.

Seorang pemilik toko mengatakan sebetulnya dia tidak akan kembali bekerja jika dia tidak perlu. Namun Dia terpaksa membuka tokonya kembali karena butuh penghasilan untuk hidup.


"Jika saya tidak keluar, saya tidak bisa menghasilkan uang dan saya tidak bisa makan. Tapi andikan saya bisa, saya tetap memilih tinggal di rumah," ucap pemilik toko tersebut.

Namun di sisi lain, terdapat juga beberapa warga yang percaya terhadap pemerintah China. Mereka merasa pemerintah telah menebus kesalahan pada langkah awal penyebaran virus, dan berhasil menangani penyebaran virus Covid-19 di Wuhan.

Chen, 60, dari kota Yichang, baru saja kembali ke Wuhan untuk kembali bekerja. Dia mengaku bangga dengan upaya pemerintah China dalam membendung virus.

"Pemerintah dan negara bersatu, benar-benar mengutamakan rakyat," ujarnya. (ara/dea)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)



Dunia - Terbaru - Google Berita
April 13, 2020 at 10:53AM
https://ift.tt/3b52yGx

Lockdown Berakhir, Warga Wuhan Merasa Belum Nikmati Kebebasan - CNN Indonesia
Dunia - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Lockdown Berakhir, Warga Wuhan Merasa Belum Nikmati Kebebasan - CNN Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.