Search

WHO: Corona Masih Lama, Banyak Negara Baru di Tahap Awal - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC IndonesiaOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi virus corona (COVID-19) belum akan berakhir dalam waktu dekat karena banyak negara yang baru sampai pada tahap awal 'pertarungan' melawan wabah.

Lembaga yang berbasis di Jenewa, Swiss itu juga memperingatkan dampak dari pengangkatan/pelonggaran aturan pembatasan (lockdown) yang sudah dilakukan beberapa negara dengan jumlah kasus corona terbanyak, seperti negara-negara Eropa.

Sebagaimana diketahui, beberapa negara di dunia yang sebelumnya menerapkan lockdown telah mulai melonggarkan pembatasan demi mencegah dampak menghancurkan pada ekonomi. Hal itu dilakukan meskipun lockdown terbukti cukup mampu membatasi penyebaran wabah asal Wuhan, China itu.

"Jangan salah: kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama," kata pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers virtual, Rabu (22/4/2020).

"Sebagian besar negara masih dalam tahap awal epidemi mereka. Dan beberapa yang terkena dampak awal pandemi sekarang mulai melihat kenaikan dalam jumlah kasus."

Tedros menyampaikan pendapatnya di saat kasus corona global terus meningkat. Per Kamis pagi, sudah ada 2.635.281 orang terinfeksi corona di seluruh dunia, dengan total kematian mencapai 184.048 dan sembuh 717.371 orang.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, yaitu 848.717 kasus dengan 47.659 orang meninggal dan 84.048 orang sembuh, menurut Worldometers. Namun demikian, pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah mulai mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan di beberapa wilayah mulai awal Mei mendatang.

Trump menyebut alasannya untuk melakukan hal itu adalah demi mencegah kehancuran ekonomi akibat meningkatnya pengangguran.

Namun, baru-baru ini beberapa pakar kesehatan di ekonomi terbesar dunia itu telah mengeluarkan peringatan bahwa AS mungkin akan menghadapi gelombang kedua wabah corona pada musim dingin nanti. Gelombang kedua ini diprediksi bakal lebih parah daripada saat ini.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga memperingatkan warga Amerika untuk bersiap menghadapi putaran kedua wabah yang lebih ganas.

"Ada kemungkinan bahwa serangan virus pada bangsa kita pada musim dingin mendatang sebenarnya akan lebih berat daripada yang baru saja kita lalui," kata Robert Redfield kepada The Washington Post.

Rencana AS untuk membuka kembali ekonominya itu bertolak belakang dengan apa yang diumumkan pemerintah Finlandia dan Spanyol. Sebagaimana dilaporkan AFP, Finlandia yang saat ini memiliki 4.129 kasus corona dengan 149 kematian dan 2.000 orang sembuh, mengatakan akan mempertahankan larangan pertemuan yang dihadiri lebih dari 500 orang hingga Juli.

Sementara Spanyol yang memiliki kasus corona terbanyak kedua di dunia, yaitu 208.389 kasus dengan 21.717 kematian dan 85.915 sembuh, mengatakan tidak berencana untuk mengangkat lockdown ketat yang telah diterapkan beberapa bulan terakhir, sampai pertengahan Mei.

"Kita harus sangat berhati-hati dalam fase ini," kata Perdana Menteri Pedro Sanchez.

[Gambas:Video CNBC]

(res/sef)

Let's block ads! (Why?)



Dunia - Terbaru - Google Berita
April 23, 2020 at 08:28AM
https://ift.tt/3at8hEL

WHO: Corona Masih Lama, Banyak Negara Baru di Tahap Awal - CNBC Indonesia
Dunia - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "WHO: Corona Masih Lama, Banyak Negara Baru di Tahap Awal - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.