Search

Jika Trump Didongkel, Seberapa Dahsyat Pengaruhnya ke Pasar? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengumumkan akan menggelar voting pengesahan pasal pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump pada hari ini, Rabu (18/12/2019).

Dalam kesempatan itu, DPR akan memilih apakah menyetujui dua pasal pemakzulan yang dituduhkan pada presiden kontroversial itu.

"Besok (hari ini), DPR akan menjalankan salah satu kekuatan paling serius yang diberikan kepada kami oleh Konstitusi, untuk memilih apakah menyetujui dua pasal pemakzulan terhadap Presiden AS," katanya dalam sebuah surat edaran, sebagaimana dikutip AFP.

Apabila DPR AS menyetujui pemakzulan Trump, maka Trump akan menjadi presiden ketiga AS yang menghadapi proses pemakzulan secara resmi, setelah Bill Clinton dan Andrew Johnson.
 

Isu pemakzulan Trump ini telah membuat gaduh dunia, sebab dampaknya bukan hanya untuk dalam negeri AS, tapi juga bisa merambah ke seluruh dunia, mengingat AS adalah negara adidaya yang memiliki pengaruh besar bagi negara lainnya.

Sebagaimana diungkapkan mantan asisten profesor ekonomi di University of North Carolina Karl W. Smith dalam opininya di Bloomberg awal Oktober lalu, sebelum Trump dilengserkan atau pada masa penyelidikan pemakzulannya, ekonomi AS pun sudah terkena dampaknya.


Ini dikarenakan proses penyelidikan pemakzulan Trump membuat presiden kontroversial itu semakin tidak menentu dalam bersikap di tengah perang dagangnya, yang berlangsung dengan sejumlah negara.

"Presiden menjadi semakin tidak menentu dalam tweetnya (postingan Twitter). Dia mengobarkan ketegangan partisan dan mendorong ketidakpastian yang lebih tinggi," tulis Smith.

Sementara itu, beberapa manajer keuangan dunia mengatakan kepada Business Insider bahwa hingga saat ini belum jelas apakah proses impeachment akan berdampak langsung pada pasar saham.

Mereka juga mengatakan pasar saham AS masih akan berada dalam kisaran rekor tertinggi 3% meski Trump pernah mencuit di Twitternya bahwa pasar akan runtuh jika Demokrat memakzulkannya.

"Saya percaya pasar terutamanya akan mengabaikan masalah (impeachment) ini," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi dari Independent Advisor Alliance kepada Markets Insider dalam sebuah wawancara.

Zaccarelli mengatakan pasar memberi tanggapan berbeda antara kemungkinan Trump dimakzulkan dengan kemungkinan ia dikeluarkan dari jabatannya.

Sementara itu, Dom Catrambone dari Volshares mengatakan dalam email bahwa peristiwa politik ini tidak akan bertahan lama meski jelas memberi dampak besar pada pergerakan harga saham, utamanya di AS.

"Apa artinya proses impeachment ini bagi pasar dalam jangka panjang sangat sulit untuk didiagnosis, tetapi dipastikan bahwa proses tersebut akan menyebabkan tingkat volatilitas yang lebih tinggi," katanya.

Tak Terlalu Khawatir


Menurut Kenneth Rapoza, Kontributor Senior di Forbes, pasar tampaknya tidak akan terlalu mengkhawatirkan tentang hal ini. Jumlah jajak juga pendapat tidak mendukung partisan Demokrat untuk melakukan pemakzulan. Ia juga yakin Senat yang dikuasai Partai Republik tidak akan mendakwa Trump.

Selain itu, kinerja ekonomi AS yang baik di bawah pemerintahan Trump juga kemungkinan akan menjadi pertimbangan untuk tidak membuat Trump dimakzulkan.

"Angka pekerjaan minggu lalu dan tingkat pengangguran yang rendah terus-menerus adalah penentu terbesar Trump," tulis Rapoza.

"Pada tanggal 4 Desember, S&P Global Ratings memperkirakan PDB AS akan tumbuh 1,8% tahun depan, tidak jauh dari tingkat pertumbuhan potensial 2%. Mereka memperkirakan pertumbuhan 2,3% tahun ini, turun dari 2,9% pada 2018."

Rapoza mengutip pernyataan Paul Gruenwald, kepala ekonom global untuk S&P Global Ratings, dalam tulisannya, yang mengatakan ekonomi terbesar di dunia itu berada di tempat yang baik.

"Pasar kerja yang kuat, ditambah dengan pengembalian saham yang kuat selama tiga tahun terakhir, telah menjadi ciri khas presiden Trump."

Penyelidikan pemakzulan Trump sudah berlangsung sekitar tiga bulan terakhir. Penyidikan itu dilakukan setelah Trump kedapatan melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli lalu.

Dalam kesempatan itu Trump meminta Zelensky melakukan penyelidikan yang menargetkan Joe Biden dan putranya Hunter Biden. Joe Biden merupakan mantan presiden di era Barack Obama. Perwakilan utama dari Demokrat itu berniat melenggang ke pemilu presiden 2020 melawan Trump.

Disebutkan bahwa dalam kesempatan itu, Trump menjadikan dana bantuan keamanan untuk Ukraina yang senilai hampir US$ 400 juta sebagai tawaran untuk menekan Zelensky agar mau menuruti permintaan Trump. Banyak pihak percaya alasan Trump melakukan ini adalah untuk memastikan kemenangannya di pemilu tahun depan.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa tuduhan pelanggaran yang mungkin dihadapi Trump dalam pasal-pasal impeachment di antaranya adalah penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan, dan obstruksi (menghalangi) keadilan serta obstruksi kongres. 


[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



Dunia - Terkini - Google Berita
December 18, 2019 at 02:34PM
https://ift.tt/38Swjtd

Jika Trump Didongkel, Seberapa Dahsyat Pengaruhnya ke Pasar? - CNBC Indonesia
Dunia - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jika Trump Didongkel, Seberapa Dahsyat Pengaruhnya ke Pasar? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.