WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ketua DPR AS Nancy Pelosi, dia meminta supaya pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump jalan terus.
"Demokrasi kami tengah dipertaruhkan. Presiden tak memberi pilihan bagi kami selain bertindak," tegas Pelosi.
Pernyataan politisi Partai Demokrat itu menjadi fas terbaru penyelidikan untuk melengserkan Trump dari jabatannya.
Baca juga: DPR AS Rilis Bukti Pemakzulan Trump, Seperti Apa Isinya?
Trump hendak dimakzulkan buntut percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Juli lalu.
Apa yang Dikatakan Ketua DPR AS?
Dalam konferensi pers, Pelosi menekankan bahwa bukti yang dipaparkan dalam penyelidikan pemakzulan Trump tak terbantahkan.
"Presiden menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan politik pribadinya dengan mengorbankan keamanan nasional kami," ujarnya.
Pelosi berkata, Trump secara sengaja menahan bantuan militer demi menekan Ukraina menyelidiki calon rivalnya, Joe Biden.
"Meski berat, namun dengan keyakinan dan kerendahan hati, hari ini saya meminta para ketua komite untuk meneruskan artikel pemakzulan," tegasnya.
Sidang pengambilan keputusan artikel pemakzulan itu bakal terjadi sebelum akhir tahun, dengan Senat diprediksi segera membahasnya awal Januari 2020.
Dalam konferensi pers, Pelosi membantah jika dia benci dengan presiden 73 tahun itu. Dia menyebut keyakinannya sebagai Katolik melarangnya membenci siapa pun.
"Saya masih berdoa untuk presiden setiap saat. Jadi, jangan macam-macam dengan saya ketika membahas hal itu (kebencian)!" ucapnya.
Baca juga: Trump Diundang DPR AS ke Sidang Pemakzulan Dirinya
Apa Tanggapan Trump?
Sebelum Pelosi mengumumkan keputusan DPR AS, Trump lebih dulu berkicau di Twitter supaya persidangan berlangsung cepat.
"Jika ingin memakzulkan saya, lakukan cepat. Sehingga Senat bisa melakukan persidangan yang adil, dan negara ini kembali pulih," katanya.
Sementara Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan, Demokrat "seharusnya malu" dengan tindakan mereka memakzulkan Trump.
"Tentu, kami mengharapkan persidangan yang lebih adil di Senat," tambahnya dalam pernyataan resmi dilansir BBC.
Pada Rabu (4/12/2019), empat pakar hukum tata negara memberikan kesaksian di hadapan Komite Kehakiman DPR AS.
Tiga di antaranya menyebut presiden dari Partai Republik itu layak dimakzulkan karena terbukti meminta bantuan negara lain.
Sementara pakar keempat mengakui bahwa presiden berusia 73 tahun itu berbuat salah. Namun, dia tak perlu sampai dilengserkan.
Komite Kehakiman kemudian bakal meneruskan merumuskan artikel pelengseran Trump setelah mendengarkan seluruh kesaksian.
Di antara tuduhan yang bakal dilayangkan adalah penyalahgunaan kekuasaan, menghalangi keadilan, dan menghina Kongres.
Baca juga: Isu Pemakzulan Trump Masih Panas, Bagaimana Prospek IHSG Pekan Depan?
Gambaran Singkat Pemakzulan Trump
Semua berawal dari September, ketika seorang pelapor mengeluhkan kepada Kongres percakapan telepon sang presiden dan Zelensky.
Saat itu, Trump nampaknya menggunakan bantuan militer yang hendak diberikan sebagai alat tawar supaya Kiev menginvestigasi Joe Biden.
Demokrat membagi penyelidikannya dalam dua tuduhan. Pertama adalah tudingan bahwa Trump menekan Ukraina untuk mencari kesalahan calon rivalnya itu.
Kemudian tudingan kedua adalah Ukraina diminta mengaku bahwa mereka, bukan Rusia, yang mengintervensi Pilpres AS 2016.
Baca juga: Akhirnya, Joe Biden Dukung Pemakzulan Presiden Donald Trump
Dunia - Terkini - Google Berita
December 06, 2019 at 08:26AM
https://ift.tt/2PdS4Le
Ketua DPR AS: Pemakzulan Trump Jalan Terus - Kompas.com - Internasional Kompas.com
Dunia - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2M0nSS7
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ketua DPR AS: Pemakzulan Trump Jalan Terus - Kompas.com - Internasional Kompas.com"
Post a Comment